Laporankami.com|| Rapat Paripurna Hari Jadi Kabupaten Sukabumi (HJKS) ke-155 di Gedung DPRD, Rabu (10/9/2025), berlangsung penuh canda ketika Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyelipkan guyonan dalam pidatonya. Beberapa kali, candaan tersebut diarahkan langsung kepada Bupati Sukabumi, Asep Japar, yang dikenal publik dengan jargon khasnya seputar kopi atau ngopi.

Dengan gaya khasnya, Dedi meminta sang bupati tidak terlalu sering menjadikan “ngopi” sebagai tagline. Gurauan muncul saat dirinya menyinggung alokasi anggaran infrastruktur jalan di Kabupaten Sukabumi yang hanya sekitar Rp150 miliar, jauh lebih kecil dibanding total APBD Rp4,2 triliun. Menurutnya, porsi tersebut masih jauh dari ideal.

“Kalau ingin Sukabumi naik kelas, jangan hanya jalan biasa. Harus berani lompat. Nanti mah ngopinya sambil lompat,” ucap Dedi, disambut riuh tawa para hadirin.

Tak berhenti di situ, Gubernur yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) kembali melontarkan candaan yang menyentil kebiasaan bupati.
“Kalau bisa mah jangan ngopi terus,” ujarnya, membuat suasana rapat paripurna semakin cair.

Selain menyoroti infrastruktur, KDM juga menyinggung isu wacana penggabungan sebagian wilayah Kabupaten Sukabumi ke Kota Sukabumi. Ia menggambarkan situasi tersebut dengan satir, seolah-olah memunculkan ketegangan di kalangan pejabat kabupaten dan kota.

Dengan gaya humor, ia menirukan sikap Bupati Sukabumi yang disebut menolak wacana itu dengan alasan harga diri.
“Pak Bupati bilang, ini soal harga diri. Daripada wilayah saya diambil Astina, lebih baik perang Baratayudha. Meski jalan rusak, rumah hancur ribuan, dan angka kemiskinan masih tinggi, tetap lebih baik hancur lebur daripada rakyat pindah negara,” ucapnya yang kembali memancing gelak tawa seisi ruangan.